Riwayat Bibel bermula dengan menyebutkan masuknya orang
Yahudi ke Mesir bersama Ya'kub untuk mengikuti Yusuf.
Kemudian datang seorang Raja baru yang tidak mengenal Yusuf,
(Keluaran 1, 8). Ini adalah periode penindasan: pada waktu
itu Fir'aun memaksa orang-orang Yahudi untuk mendirikan
kota-kota yang dinamakan oleh Bibel kota Pitom dan kota
Ramses. Untuk mencegah tambahan penduduk Yahudi, Fir'aun
memerintahkan semua bayi Yahudi laki-laki dibuang ke sungai:
Musa dapat dipelihara ibunya selama tiga bulan sesudah
lahirnya, tetapi akhirnya si ibu memutuskan untuk
memasukkannya dalam suatu keranjang di pinggir sungai Nil.
Anak perempuan Fir'aun menemukannya dan mencarikannya
seorang pengasuh yang tidak lain adalah ibunya sendiri, oleh
karena saudara perempuan Musa yang mencari jejak, siapa yang
mengambil bayi, pura-pura tidak mengenalnya dan ia
menasehatkan kepada Sang Puteri itu seorang pengasuh yang
tidak lain adalah ibu bayi itu sendiri. Bayi itu
diperlakukan sebagai anak Fir'aun dan diberi nama Musa.
Musa sebagai orang muda berangkat ke Madyan; di sana ia
kawin dan tinggal lama. Suatu perincian yang penting adalah
bahwa dalam kitab Keluaran (2, 23) kita dapatkan kata-kata:
"Selama waktu yang lama itu raja Mesir meninggal."
Tuhan memerintahkan Musa untuk menemui Fir'aun dan
mengeluarkan saudara-saudaranya dari Mesir (Riwayat semacam
ini terdapat dalam riwayat Pohon Yang Terbakar).
Harun, saudaranya Musa membantunya dalam tugas ini. Setelah
kembali ke Mesir, Musa dan saudaranya menghadap Fir'aun,
yaitu Fir'aun baru yang menggantikan Fir'aun lama yang
memerintah ketika Musa dilahirkan dahulu.
Fir'aun melarang bangsa Yahudi pengikut Musa untuk
meninggalkan Mesir. Tuhan menampakkan diri lagi kepada Musa
dan memerintahkannya untuk mengulangi permintaannya. Pada
waktu itu menurut Bibel, Musa berumur 80 tahun. Musa
menunjukkan kepada Fir'aun bahwa ia memiliki kepandaian
adikodrati. Hal tersebut rupanya tidak cukup meyakinkan
Fir'aun. Kemudian Tuhan mengirim siksaan-siksaan: air sungai
berubah menjadi darah, timbulnya katak-katak, nyamuk, lalat,
wabah yang menyerang binatang, timbulnya penyakit di kulit
manusia dan binatang, hujan butiran es, belalang, kegelapan,
dan kematian bagi bayi-bayi pertama yang dilahirkan. Tetapi
semua itu tidak dapat menaklukkan Fir'aun untuk membiarkan
orang-orang Yahudi keluar dan Mesir.
Kemudian 600.000 manusia,22 belum terhitung keluarga mereka
dapat melarikan diri dan kota Ramses. Pada waktu itulah
Fir'aun mengendarai keretanya dan memimpin tentaranya. Ia
mengambil 6 ratus kereta yang terbaik dari segala kereta di
Mesir. Tiap kereta dikendarai oleh dua orang opsir. Raja
Mesir memimpin pengejaran terhadap orang-orang Yahudi.
(Keluaran 14, 6 dan 8).
Orang-orang Mesir dapat menyusul kelompok Musa di pinggir
sungai. Musa memukulkan tongkatnya dan lautan itu terbuka,
serta pengikut-pengikutnya memasukinya dengan selamat.
Orang-orang Mesir mengejar terus, dan semua kuda Fir'aun,
kereta-keretanya dan tentaranya yang berkuda semuanya ikut
memasuki lautan (Keluaran 14, 23). Air pulih kembali dan
menelan kereta-kereta dan penunggang kuda daripada tentara
Fir'aun yang memasuki lautan di belakang mereka. Tak ada
seorangpun yang selamat. (Keluaran 14, 38).
Teks kitab Keluaran adalah sangat jelas. Fir'aun memimpin
para pengejar. Ia binasa karena kitab keluaran menyebutkan
"tak ada seorangpun yang selamat." Di samping itu Bibel
menyebutkan perincian dari: Mazmur Daud; nyanyian 106 ayat
13 sampai 15 yang merupakan karunia kepada orang yang
membagi dua lautan yang penuh tumbuh-tumbuhan." Tak ada
kesangsian lagi bahwa menurut riwayat Bibel, Fir'aun yang
mengejar Musa telah binasa dalam laut. Bibel tidak
menyebutkan sesuatu tentang bagaimana nasib jenazahnya
Fir'aun.
BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern
Dr. Maurice Bucaille
Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta
0 comments:
Post a Comment